Elpiji 3 Kg Langka di Dumai, Pedagang UMKM Terancam Gulung Tikar, Ternyata Ini Biang Keroknya

Warga antrean mendapatkan elpiji 3 kg. (Ilustrasi Antaranews)

Persediaan elpiji 3 kilogram di Kota Dumai sejak awal Februari 2024 mengalami kelangkaan di pangkalan sehingga pedagang usaha mikro kecil menengah di daerah ini terancam gulung tikar karena sulit memperoleh gas tabung melon tersebut.

Pantauan wartawan di sejumlah pangkalan gas elpiji di Kecamatan Dumai Selatan dan Dumai Timur, Selasa, banyak mengalami kekosongan stok. Pemilik pangkalan bahkan memasang pengumuman besar dan mengaku tidak tahu kapan pasokan gas masuk lagi.
"Bagaimana kami mau masak gas nya tak ada. Kalau gini terus bingung juga tak tau mau kemana mengadu," kata seorang warga pelaku UMKM di Kecamatan Dumai Selatan, Selasa (5/2/2024) seperti dikutip dari Antaranews.

Dia mengaku sudah berkeliling dan mendatangi beberapa pangkalan elpiji meski di luar kelurahan nya, namun tetap tidak memperoleh gas yang dijual dengan harga eceran tertinggi Rp18 ribu per tabung ini.

Menurutnya, banyak warga resah dengan kondisi kelangkaan gas elpiji ini, karena sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan dagangan makanan.

Untuk menunjang perekonomian keluarga, warga pelaku UMKM bergantung dari pemakaian gas elpiji ini, namun ketika langka maka usaha mereka berpotensi terancam.
"Kami harap secepatnya ada solusi dari pemerintah mengatasi kelangkaan gas ini, demi kelangsungan usaha untuk keluarga," harapnya.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Kota Dumai Fridarson menjelaskan sudah mengecek jalur pendistribusian gas elpiji ini dimulai dari pangkalan dan distributor serta stasiun pengisian bahan bakar elpiji atau SPBE di Kecamatan Bukit Kapur Dumai.

Dari hasil pengecekan itu, diperoleh informasi bahwa pangkalan tidak mendapat pasokan gas karena dua agen yaitu PT Nasco dan PT Zulkarnain disanksi penundaan menyuplai gas. Pihak SPBE juga mengaku pelepasan gas tabung melon setelah mendapat dokumen barang atau delivery order dari Pertamina Niaga.

"Kami sudah turun ke pangkalan dan SPBE untuk mengecek dimana kendala. Rupanya ada dua agen ditunda oleh Pertamina untuk menyuplai gas ke pangkalan," kata Fridarson kepada pers.

Ditambahkan, upaya lain dilakukan, Disdag Dumai secara resmi juga sudah menyurati Pertamina Patra Niaga yang mengkoordinir pendistribusian elpiji 3 kg ini terkait kondisi kekurangan stok di pangkalan.

Dia menyadari stok langka ini bisa berdampak buruk bagi masyarakat umum dan pelaku usaha kecil menengah, karena itu Pemko Dumai terus mengupayakan situasi suplay kembali normal.

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disdag Dumai Okto Permadi menambahkan bahwa satu agen yang sebelumnya disanksi penundaan kini sudah mulai mendistribusikan gas elpiji ke pangkalan wilayah penyaluran.
"Mudah mudahan situasi bisa segera normal, dan kami juga dapat kabar agen yang satu lagi segera mulai jalan mengirim gas ke pangkalan. Hanya itu yang bisa dilakukan sebagai upaya intervensi pemerintah agar pasokan kembali aman," demikian Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disdag Dumai Okto Permadi. (Red001)